JWA

JADAM 

JADAM Wetting Agent (JWA) atau Surfaktan/Perekat 

Di tahun-tahun awal, JADAM tidaklah terkenal dan tidak sebesar sekarang. Namun Setelah JADAM membuat formula pestisida dan surfaktan/perekat ini barulah kemudian banyak dukungan yang mengalir dan mengadopsi metode JADAM ini. Bagi saya pribadi, hal ini juga yang paling penting. 

Hal yang paling penting dalam pestisida adalah surfaktan ini, karena dengan perekat yang baik, semua jenis pestisida akan berfungsi optimal. JADAM juga mempersilakan menggunakan surfaktan ini untuk pestisida kimia sintetis atau keperluan pupuk cair lainnya. 

Yang membedakan pestisida atau surfaktan alami dengan pestisida kimia adalah apakah bahan-bahan yang digunakan bisa didekomposisikan oleh mikroorganisme atau bakteri atau tidak. Perekat atau surfaktan sintetis tidak mudah larut atau hancur di alam. Hampir 80% bahan kimia sintetis tersebut tidak terdekomposisi di alam. Bahan yang digunakan pada surfaktan kimia sintetis adalah bahan yang digunakan juga pada deterjen/sabun cuci, sampoo, dan bahan kosmetik. 

Sedangkan bahan surfaktan yang digunakan surfaktan pada JADAM akan hancur dalam 5 hari sehingga sangat aman untuk lingkungan. Metode pembuatannya hampir sama dengan pembuatan sabun alami yang mana 99,9% bahannya akan hancur di alam secara alami. 

Untuk membuat surfaktan dan pestisida yang baik, ditentukan oleh kualitas air atau sering disebut dengan Soft Water adalah air yang hampir tidak mengandung Ca, Mg, dan Fe. 

Cara paling mudah mendapatkan air dengan kualitas yang baik ini adalah menggunakan Air Hujan. Air Hujan yang ideal adalah air hujan yang ditampung setelah 30 menit pertama, karena air hujan di 30 menit pertama masih banyak mengandung polusi. 

Berikut ini langkah-langkah membuat JWA atau Surfaktan: 

1. Siapkan drum plastik sebesar minimal 110 liter yang tahan panas atau tidak gampang meleyok kalau suhu tinggi. Pastikan sudah bersih semua. 

2. Timbang air seberat 2,5 kg (air dengan kualitas yang baik ya)

3. Caustic Potash atau potasium hidroksida atau KOH sebanyak 3,2Kg

4. Campurkan KOH dan Air, tutup drum dan kocok perlahan-lahan. Kocok atau drum bisa diputar-putar dan pastikan KOH larut dengan sempurna di air. 

5. Tambahkan 18 liter minyak kanola. Tapi minyak kanola di Indonesia harganya mahal, kita pakai minyak sawit saja ya, hehe. Aduk dengan mesin bor atau mesin lainnya sehingga tercampur dengan sempurna dan adonan akan berupa seperti mayones, kental. Kalau saya buat mata bor yang panjang yang ujungnya dibentuk seperti kipas atau mixer. Buat di tukang las. Kalau diaduk pakai tangan, pegel dan hasilnya tidak maksimal. Tidak tercampur dengan sempurna. Aduk dengan mesin bor selama 10 menit. 

6. Tutup drum, dan biarkan selama 3 hari. Adonan akan mengeras seperti mentega. Namun jika tidak mengeras seperti mentega ini biasanya karena proses pengadukannya tidak sempurna. Jadi silakan aduk lagi pakai mesin sampai tercampur sempurna dan mengeras seperti mentega. Suhu akan meningkat pada masa ini yaitu dari 60 derajat menjadi 83 derajat celcius. 

7. Tambahkan 20 liter air dan aduk dengan mesin lagi. Pastikan tidak ada yang menempel di dinding atau dasar drum. Tapi jangan terlalu lama mengaduknya karena bisa berubah menjadi krim berwarna putih. 

8. Tambahkan lagi 60 liter air. Gunakan tongkat kayu untuk mengaduk dengan tangan aduk secara perlahan sampai semua adonan menyatu dengan air. Adonan ini juga akan meleleh perlahan dalam waktu 24 jam atau menyatu dengan air dan proses sudah selesai. Pastikan semua alat yang digunakan bersih, atau adonan kita akan gagal. 

9. Simpan pada wadah yang tertutup rapat. Tidak ada masa kadaluwarsa untuk JWA ini

Bahan-bahan di atas untuk skala besar. Jika kesulitan, kurangi saja komposisinya. Misalnya cukup buat 10% atau 5% dari bahan-bahan di atas. Jadi tidak perlu mesin bor dan drum, bisa pakai mixer atau blender yang ada di dapur. Jadi bahan yang diperlukan seperti ini untuk membuat 5 liter JWA:
* Minyak kanola/Minyak sawit: 900 ml
* KOH: 160 gram
* Air awalan: 125 ml
* Air tambahan: 4 liter 

Menggunakan JWA saja tanpa campuran yang lainnya juga efektif untuk mengontrol kutu daun, tungau, dan lainnya di masa-masa awal. JWA juga menjadi nutrisi bagi tanaman. Prinsip pembuatan JWA sama seperti pembuatan sabun alami. 

Dosis: 
 0,3 – 1,5 liter JWA tambahkan air untuk membuat larutan 50 liter. 
- Jika serangan hama rendah atau untuk pencegahan gunakan 0,3 liter campur dengan air sampai 50 liter 
- Jika serangan hama mulai berkembang gunakan 0,5 liter campur dengan air sampai 50 liter
- Jika serangan sudah serius, gunakan 1,5 liter untuk membuat larutan 50 liter

Saat serangan hama sudah mereda, kembali lagi ke dosis terendah yaitu 0,3liter untuk membuat 50 liter larutan. 

Namun hati-hati, jika terlalu banyak atau terlalu pekat, akan membakar tanaman. Jadi lakukan ujicoba pada sedikit tanaman terlebih dahulu sebelum aplikasi pada lahan yang luas. Kalau overdosis malah membunuh tanaman kita. 

Waktu terbaik untuk menyemprot adalah saat udara masih lembab, atau masih banyak embun. Dengan demikian semakin lama pestisida bertahan di tanaman untuk perlindungan yang optimal. Semprotkan sampai semua bagian tanaman terlihat basah.


JWA atau surfaktan ini akan efektif untuk menjadi pestisida jika dicampur dengan JADAM Sulfur dan JADAM Herb Solution

Comments

Popular posts from this blog

Jadam Sulfur (JS)

JADAM