JMS

  
JADAM

JADAM Microorganism Solution (JMS)

JADAM menekankan pentingnya peran air dalam siklus kehidupan termasuk ketika kita mengembangkan mikroorganisme karena 95% kesehatan mikroorganisme ditentukan oleh kualitas air. Nanti ada pembahasan mengenai membuat softwater atau air yang direkomendasikan untuk membuat pupuk organik cair atau media perkembangan bakteri. 
Kemudian, salah satu pondasi dasar dari JADAM adalah JMS ini, selain Perekat dan Pestisida versi JADAM. Berikut ini langkah-langkah membuat JMS:

Bahan-bahan:
1. 100 liter air 
2. 100 gram Garam Krosok (0.1%) (kalau saya menggunakan air laut langsung) 
3. 200 gram kentang yang sudah direbus 
4. 100 gram Leaf Mold*
5. Bubuk Batu secukupnya** 
6. Bahan tambahan: bisa tambahkan buah-buahan, daun-daunan, rumput-rumputan (rumput krokot) sebanyak 200 gram untuk memperkaya keragaman mikroorganisme dan nutrisi 
Keterangan: 
* Leaf Mold idealnya dicari di tanah-tanah pegunungan yang subur dan masih alami (lihat seri-seri sebelumnya). Kalau susah, coba pakai tanah di sekitar akar pohon pisang, atau bambu, atau pohon-pohon lainnya 
** Bubuk batu bisa pakai bubuk batu seperti yang sering dibahas dalam pembuatan Asam Batu.Yang disarakan oleh JADAM adalah bubuk batu dari Phyllite, cuma saya tidak tahu persamaanya di Indonesia. Bisa juga menggunakan bubuk dari bata merah

Cara Pembuatan: 
1. Masukan kentang rebus dan bubuk batu ke dalam kantong kain atau kaos kaki. Kemudian peras di dalam air yang sudah disiapkan. Peras sampai sari-sarinya keluar dan larut di air
2. Bahan-bahan tambahan masukan ke dalam kantung dan gantungkan di dalam air. Sebaiknya menggunakan bahan-bahan rerumputan dan sesuai tanaman yang ditanam. Misalnya saya menanam padi, maka saya memakai jerami, dedak, dan sekam untuk bahan tambahan. Kalau menanam tomat, tambahkan buah tomat dan daun-daun tomat, dst
3. Setelah semua bahan masuk, tutup wadah atau drum yang digunakan. Letakan di bawah sinar matahari atau ruang terbuka. Usahakan lingkungan pembuatan JMS sama dengan lingkungan lahan kita. Misalnya bisa kita buat di tengah lahan, agar bakteri yang berkembang memiliki karakter yang sama dengan lingkungan lahan kita. 
4. Biasanya membutuhkan waktu 1-3 hari. Busa yang dihasilkan banyak sesuai dengan suhu udara. Atau 24 jam dengan suhu udara 28 derajat atau lebih. 
5. Akan muncul busa-busa atau buih di permukaan air. JMS bisa digunakan saat busa-busa berkumpul di tengah berbentuk cakram atau melingkar. Ini adalah puncak pertumbuhan bakteri. Telat sehari menggunakan JMS maka busa mulai berkurang yang artinya bakteri mulai mati. Durasi puncak busa ini sekitar 12 jam, jadi mudah untuk diamati. Kalau sampai telat, maka cenderung mulai berbau. Saat puncak busa ini, mikroorganisme yang berkembang mencapai 1 miliar per 1 ml. 

Dosis: 
1. Larutkan dengan 1:10 (1 JMS dilarutkan 10 bagian air). Sebaiknya digunakan saat olah lahan, lakukan secara intensif sehingga bakteri dari JMS bisa berlimpah di lahan kita. Lakukan 3 sampai 4 kali dalam sebulan. Lakukan dengan mencampurkan JMS dalam saluran irigasi. Ini adalah tahapan membuat pondasi untuk lahan kita.
2. 500 liter JMS bisa untuk mengairi 0,1 – 3 hektar. Tidak perlu menyimpan JMS, buat saat dibutuhkan saja. 
3. Untuk semprot atau spray (foliar feeding), larutkan dengan perbandingan 1:20, namun sebaiknya dicampur dengan JADAM Wetting Agent atau perekat versi JADAM. 

Fungsi:
Fungsi utama JMS adalah memperkaya mikroorgansime di lahan kita. Semakin banyak dan beragamnya mikroorganisme di lahan kita, maka semakin beragamnya nutrisi yang akan tersedia untuk tanaman dan semakin sehatnya tanah kita. Selain itu, untuk mengurangi bakteri patogen atau mikroorganisme yang mengganggu tanaman-tanaman kita dengan menciptakan ekosistem yang seimbang di tanah. Atau JMS adalah bahan dasar untuk membuat Pondasi Tanah yang baik. 
Fungsi kedua adalah memberikan mineral-mineral yang sudah banyak hilang di lahan kita. Mineral ini kita peroleh dari garam krosok atau air laut. Hal ini sudah banyak dibahas pada seri-seri sebelumnya. Selain itu, mineral juga diperoleh dari bubuk batu yang kita larutkan di JMS. 

JMS Untuk Ternak 
JMS juga sangat baik untuk terbak. Bisa dipakai untuk minum atau disemprotkan ke kandang atau lantai. Ini akan sangat mengurangi bau, dan meningkatkan rasio konversi pakan. Larutkan dengan 20 bagian air dan siap untuk untuk campuran pakan atau diminumkan. 

JMS bisa diolah kembali untuk menjadi JADAM Liquid Fertilizer (JLF) atau pupuk organik cair. Caranya dengan menambahkan bahan-bahan organik dan rumput-rumputan (krokot). Biasanya 7 hari sudah jadi. Jika untuk semprot/spray, larutkan JLF dengan 30 bagian air. Untuk JLF, prinsipnya JADAM adalah gunakan bahan dari sisa hasil panen atau Crop Residue. Misalnya untuk memupuk tomat, gunakan buah tomat, daun tomat, batang tomat untuk bahan pupuknya. Kalau padi, gunakan jerami, dedak, dan sekam untuk bahan pupuknya. Karena nutrisi terbaik dan seimbang berasal dari tanaman itu sendiri. 
Tapi jangan kaget ya, karena JLF pasti berbau. Hehehe.. tidak ada glukosa atau gula yang digunakan. Hehehe.. 
JLF intinya adalah menggunakan bahan dari rerumputan seperti dibahas pada seri-seri sebelumnya, dan menggunakan crop residue atau sisa dari hasil panen untuk membuat keseimbangan nutrisi. Silakan berkreasi sendiri .

Comments

Popular posts from this blog

Jadam Sulfur (JS)

JADAM