Jadam manajemen tanah

JADAM

Manajemen Tanah 

Bab Manajemen Tanah ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu: 
1. Keadaan Tanah Kita Saat Ini
2. Akar Mencerminkan Kondisi Tanah
3. Buatlah Tanah Seperti LEAF MOLD 

Berikut ini rangkuman singkat dari Bab 3 ini.

1 dan 2. Keadaan Tanah dan Akar Mencerminkan Kondisi Tanah 

Untuk bagian 1 dan 2 adalah bagian yang sudah sering dibahas di TOA. Jadi bisa dijelaskan dengan singkat bagian ini. 

Saat ini tanah kita mengalami penurunan kualitas karena jumlah bahan kimia sintetis yang menjadi residu dan menumpuk di dalam tanah. Sebagian besar bahan-bahan kimia sintesis tersebut terakumulasi pada permukaan tanah karena sebagian besar tanah bagian dalam telah mengeras. 

Apa yang terlihat pada tanaman kita bagian atas, batang, daun, buah, dan lainnya adalah mencerminkan kondisi dalam tanah kita. Inti dari Manajemen Tanah adalah rasio antara bagian tanaman di atas tanah dengan di bawah tanah. Rasio yang paling baik adalah luasan akar lebih besar dibanding dengan luasan tanaman di atas tanah. Dengan kata lain, luasan akar sama dengan pendapatan kita. 

Cara mengecek kepadatan tanah dan luasan akar bisa dilakukan dengan mudah. Gali tanah secara vertikal sekitar 40 cm, kemudian ambil segenggam tanah pada mulai kedalaman 20cm, jika kita masih mudah menemukan akar serabut dalam jumlah banyak maka bisa dipastikan tanaman kita juga tumbuh subur. 

3. Buatlah Tanah Seperti Lead Mold 

JADAM mempercayai LEAF MOLD adalah tanah yang ideal. Pertanian organik adalah semua hal yang berkaitan dengan menemukan jawaban di alam. Berikut ini adalah 3 prinsip dari Manajemen Tanah menurut JADAM: 

a. Komposisi Mikroorganisme di lahan pertanian kita haruslah mirip atau sama dengan keadaan di gunung terdekat yang masih alami 
b. Bahan-bahan organik di lahan haruslah berlimpah 
c. Mineral-mineral dalam tanah haruslah beranekan ragam seperti Leaf Mold di pegunungan terdekat. 

Saat tanah kita sudah terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia sintetis, maka penerapan JADAM tidak bisa sekali, melainkan secara reguler sekitar 3-4 kali dalam sebulan dengan cara mencampurkannya ke dalam air irigasi. 

Mikroorganisme adalah produsen nutrisi dari sistem pencernaan kita dan juga di dalam tanah. Eksresi dari mikroorganisme sama dengan nutrisi. Jika kita memilih hanya beberapa mikroorganisme saja maka artinya kita hanya menyediakan beberapa jenis nutrisi saja untuk tanaman. Artinya juga, terjadi nutrisi yang tidak seimbang. Berhentilah berpikir untuk mengambil beberapa mikroorganisme “bagus” saja. Ini saatnya kita membebaskan diri dari perangkap dualisme. >> Ingat bab-bab sebelumnya yang membalas soal dualisme “baik dan buruk” bahwa sebenarnya semunya adalah satu kesatuan tidak terpisahkan. 

Leaf Mold adalah tanah yang berada di bawah sersahan daun-daunan yang berada di gunung terdekat yang masih alami. JADAM menyebutnya sebagai mikroorganisme lokal yang hidup di hutan-hutan terdekat (Indigenous Mircoorganisms (IMO) atau Mikroorganisme Lokal). 

Dalam 1 gram Leaf Mold terdapat sekitar 2 milliar sampai 10 milliar mikroorgansime, dan terdiri dari jutaan jenis mikroorganisme. Data yang dipublikasikan dari laboratorium di Denmark menyatakan dalam 1 gram Leaf Mold mengandung 30.000 protozoa, 50.000 alga, 40.000 jamur, dan miliaran bakteri. Semua ini harus berada dalam kondisi harmonis dan seimbang antara produsen, predator, dan dekomposer. Keberagraman ini adalah hal yang utama. 

Kuncinya adalah pada LEAF MOLD yang berada di gunung atau hutan di sekitaran kita. 

Mikroorgansime juga tidak bisa berpergian tanpa bantuan dari air. Mereka seperti ikan. Mikroorganisme yang kuat bisa lebih dari 95% dari tubuhnya adalah air dan seperti hewan air/aquatic. Apa yang paling penting adalah mengaplikasikan mikroba saat sebelum akar tanaman tumbuh. Kita bisa memasukan air sebanyak-banyaknya ke lahan agar mikroorganisme bisa meluncur dan masuk ke dalam tanah. Penerapan mikroorgansime di awal ini adalah kunci kesuksesan dalam pertanian. 

Ini yang disedut sebagai “Soil Foundation Work” yang berarti menerapkan JADAM dalam air irigrasi sebelum masa tanam yaitu: 
a. JADAM Microorganisme Solution (JMS): 500 liter 
b. Garam laut 0,5 kg (Garam krosok) 
c. Solusi Phyllite 200 liter
d. POC dari Rumput Liar dan Sisa Pertanian (GC-JLF) diencerkan 100 kali 

Aplikasikan semua ini secara intensif melalui irigasi pada lahan 1000 meter persegi sebelum penanaman atau masa berbunga sehingga kondisi tanah menjadi jauh lebih baik, dan nutrisi terpenuhi. Lanjutkan menggunakan ini setelah penanaman atau masa berbunga dengan jumlah yang lebih kecil. 

Manfaat utama dalam penerapan pondasi tanah ini atau Soul Foundation Work adalah untuk pertumbuhan akar yang kuat. 

Namun yang harus diingat adalah bahan-bahan organik harus berlimpah pada lahan kita. Nutrisi organik terbuat dari proses fotosintesis dengan kombinasi cahaya, udara, dan air. Jika tidak ada bahan-bahan organik tidak ada di lahan maka mineral-mineral menjadi disfungsi. 96% pertumbuhan tanaman berasal dari nutrisi organik dan hanya 4% dari nutrisi inorganik seperti nitrogen, kalium, kalsium, dan lainnya. Pada tanaman umumnya, 96% terdiri dari C, H, dan O. Sedangkan nutrisi inorganik seperti N, K, Ca, P, Mg, B, dan S berkisar 3,5%. Dan Fe, Mn, Mo, Cu, Zn, dan Co berkisar 0,5% saja. 

JADAM selalu menekankan pentingnya peranan rumput liar dalam siklus nutrisi yang terjadi di alam. Selain yang sudah dibahas di bab sebelumnya mengenai peran rumput liar, pada prakteknya banyak bahan-bahan JADAM dibuat dari rumput-rumput liar yang ada di sekitar kita. Hal ini bisa dilihat dalam Pupuk Cair dari JADAM (JADAM Liquid Fertilizer) yang mencampurkan rumput liar dan sisa hasil pertanian sebagai bahan utama pupuk cair atau disebut GC-JLF (wild grass and crop residues – Jadam Liquid Fertilizer). 

JADAM juga menyarankan tidak menggunakan metode pengomposan pada umumnya, yaitu menggunakan bekatul atau dedak, mencampurkan dengan mikroba, mengatur kelembaban, menumpuk semua bahan dan menutupnya, kemudian melakukan pembalikan dan mengatur suhu. Hal ini adalah metode pengomposan umumnya yang biasa kita lakukan. Bagi JADAM, cukup campurkan semua bahan dan tebar di lahan kemudian aplikasikan JMS (JADAM Microorganism Solution). Ini karena Pupuk Dasar adalah hal yang paling penting dan JADAM menyarakankan menggunakan metode seperti yang ada di alam. 

Alam juga selalu menumbuhkan vegetasi yang bisa berubah menjadi pupuk organik. Jumlah bahan organik yang kita butuhkan adalah cukup besar. Untuk itu, menanam tanaman-tanaman yang bisa menutup lahan kita sekaligus menggemburkan tanah, dan meningkatkan aktivitas mikroba juga sangat penting. Contoh yang diberikan dalam bukunya JADAM misalnya Hairy Vetch, Milk Vetch, Sudan Grass, dan lainnya. Saya tidak tahu padanan tumbuhan itu di Indonesia. Yang saya tau misalnya tumbuhan Orok-orok yang bisa kita tanam kemudian kita benamkan di lahan sebagai sumber pupuk organik. Mungkin para master di sini tahu jenis tumbuhan serupa yang bisa menyehatkan lahan, sekaligus sebagai sumber pupuk organik. 

*

Comments

Popular posts from this blog

Jadam Sulfur (JS)

JADAM