JADAM Fermentasi anaerob
JADAM
Fermentasi Anerobic
Youngsang Cho dengan jelas mengatakan bahwa banyak petani atau pegiat organik umumnya akan sulit menerima metode fermentasi JADAM. Dia mengatakan “Farmers who are already brainwashed will ind it very hard to accept JADAM’s anaerobic method”.
kita bahas mengenai JADAM dengan Fermentasi Anaerobnya berikut ini:
Youngsang Cho selalu melakukan “island test”. Pada test ini, dia menguji metode apa yang paling baik, dan meninggalkan metode yang kurang baik. Ini untuk memeriksa apakah metode tersebut bisa mandiri atau harus tergantung pada produk-produk komersial. Dia akan meninggalkan semua metode yang tidak lolos test ini, kecuali hal itu sangat vital. Jadi poinnya soal tidak ketergantungan pada produk-produk korporasi ya.
Nah, perspektif yang digunakan oleh Cho adalah Perspektif NUTRISI. Hal ini sebenarnya dasar kita memberikan pupuk, POC, MOL, dan lain sebagainya. Kita sebenarnya ingin memberikan nutrisi yang terbaik untuk tanaman. Namun hal ini menjadi rancu karena perspekstif-perspektif yang lainnya misalnya pemilihan mikroba yang dianggap menguntungkan, metode aerobik dan anaerobik, suhu (panas dan dingin), aroma/bau, rasio C/N, PH, EC (PPM), dan lainnya. Semuanya tampak menjadi rumit, padahal dasarnya dari semua ini adalah membuat NUTRISI yang terbaik.
Kita boleh menggunakan teknologi dan metode apapun, namun yang terbaik adalah metode dan teknologi yang memberikan nutrisi yang terbaik untuk tanaman. Nah, tanaman membutuhkan vitamin-vitamin dan asam amino, tanpa ini tanaman tidak akan tumbuh dan sakit.
Namun sinar matahari, udara, dan suhu yang tinggi merusak vitamin dan asam amino. Ini adalah landasan dasar dalam ilmu nutrisi. Nah bagi JADAM, Fermentasi Anaerob adalah normanya (For JADAM, anaerobic fermentation (cutting off oxygen) is the norm).
Fermentasi anaerob bukanlah sesuatu yang baru. Sistem pencernaan kita dan semua makhluk hidup di bumi ini menggunakan sistem fermentasi anaerob. Menurut JADAM, Fermentasi Aerobic hanya merusak vitamin dan asam amino. Selama ribuan tahun, kita melakukan fermentasi anaerobik untuk mengolah makanan kita maupun untuk pertanian. Metode Anaerobik meminimalisir hilang atau rusaknya nutrisi.
Bagi JADAM, peningkatan aerasi, menjaga kelembaban optimal, C/N rasio, pengontrolan PH, dan lainnya adalah hal-hal yang rumit dan tidak diperlukan.
Sekali lagi, JADAM melihat semua ini dari perspektif NUTRISI bahwa Cahaya, Panas, dan Udara adalah tiga hal utama yang merusak kandungan nutrisi. Tujuan utama JADAM adalah mengurangi hilangnya kandungan nutrisi dari setiap input yang kita berikan ke tanaman. Cahaya dan udara harus diblok.
Begitu pula dalam pembuatan kompos dari kotoran hewan. Seringkali kita diminta untuk membalik-balik kotoran hewan dalam proses pembuatan kompos. Pembalikan kompos adalah miskonsepsi menurut JADAM berdasarkan perspektif Nutrisi. Membalikan kompos kotoran hewan agar mendapat oksigen dan menghilangkan panas berlebih akan menghilangkan nutrisi pada kompos. Semakin sering membalik, semakin banyak hilangnya nutirisi pada kompos.
Lalu apa yang harus dilakukan berkaitan dengan pembuatan kompos tersebut? Buat kompos dalam wadah kecil-kecil. Jangan membuat dalam skala besar karena hanya menyulitkan kita saja. Idealnya buat dalam karung-karung, buat dengan 6 tumpuk karung saja tingginya. Setelah itu, biarkan bakteri (JMS: JADAM Microorganism Solution) bekerja sendiri. Cara ini juga akan menjaga kestabilan kelembaban pada proses fermentasi di karung.
Oya, JADAM juga tidak menggunakan glukosa dalam bentuk apapun dalam proses fermentasinya yaa.. Hehe.. ini beda dengan apa yang biasa kita lakukan.
Mengabaikan PH, C/N rasio, dan lainnya juga tidak masalah. Fermentasi atau pengomposan akan terjadi dengan baik. Fermentasi di alam juga berjalan secara anaerob. Misalnya Leaf Mold (ini saya gak tau bahasa indonesianya apa, tapi intinya adalah tanah-tanah di bawah daun-daunan yang membusuk yang berada di gunung terdekat yang mengandung banyak mikroorganisme alami asli dari daerah situ) adalah proses fermentasi anaerob. Di atas permukaan daun yang terkena udara dan cahaya tidak terjadi fermentasi. Tapi di bawah daun-daunan tersebut, terjadi fermentasi anaerob.
Berdasarkan hal tersebut, Cho juga mengatakan bahwa Compost Tea harus dikaji lagi dari perspeksif nutrisi. Menurut JADAM, udara, sinar matahari, dan suhu berlebih adalah 3 faktor utama perusak nutrisi, khususnya vitamin dan asam amino.
***
Kurang lebih dekimikian paman-paman sekalian berkaitan dengan metode JADAM untuk proses fermentasinya. Saya pun masih belajar. Silakan kita kaji lebih lanjut paman-paman sekalian.
Karena pembahasan ini melompat, mungkin banyak yang akan bertanya-tanya. Jadi ada baiknya kita kembali ke pembahasan secara bertahap, dari awal sampai akhir. Satu per satu ya
Comments
Post a Comment